Harapan Revolusi Terakhir

Oleh Muthohar Jamil

Sebagian besar manusia mungkin pernah bermimpi hidup dalam sebuah keadaan dunia yang adil dan damai. Hidup penuh berkecukupan bagi semuanya karena penguasa memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan hidup bagi warganya. Orang kaya berlomba-lomba menyantuni yang miskin. Orang miskin berusaha untuk keluar dari kemiskinan dengan bekerja keras. Lapangan pekerjaan tidak sesulit sekarang, akan tetapi karena pembangunan begitu terencana, sehingga perkembangan industri selalu sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk.

Anak-anak dan kaum muda begitu giat belajar menuntut ilmu tanpa lagi berpikir banyak tentang biaya, kerena negara menjamin pendidikan gratis. Akhirnya karya-karya ilmu dan teknologi berkembang begitu rupa. Masyarakat pun tak perlu pusing mencari pelayanan kesehatan yang baik, karena disediakan pelayanan kesehatan yang gratis dan berkualitas. Biaya pendidikan dan kesehatan ditanggung oleh negara dengan mengalokasikan dana dari hasil pengelolaan hak milik masyarakat mungkin berupa kekayaan alam dalam ragam wujudnya.

Sebuah masyarakat dengan keadaan sosial yang damai. Terjadi kerukunan antar umat beragama. Kebenaran diuji dengan landasan hakiki yang berasal dari tuhan. Walau masyarakat penuh ragam suku dan agama, namun tidak terjadi konflik horisontal karena semua menghormati dan melaksanakan perundangan yang membela harkat manusia.
Disisi lain, kondisi pemerintahan juga berjalan penuh wibawa. Tidak ada korupsi, suap, kolusi, atau bentuk-bentuk penyelewengan yang lainnya. Pemerintahan berjalan sesuai yuridis dan berlaku secara konsisten. Perundangan yang diterapkan pun bukan perundangan yang hanya memihak elit masyarakat, tetapi perundangan muncul dari kaidah yang membela seluruh manusia. Perundangan yang mengangkat derajat manusia yang menerapkannya. Tidak terjadi saling rebut pemimpin, yang ada saling legowo untuk menunjuk pemimpin pada pihak yang benar-benar negarawan dan mampu mengurusi urusan rakyat. Namun, pemimpin itu juga rela untuk dikritik dan ditegur tatkala melanggar perundangan atau tidak membela keadilan. Pemerintah dan rakyat bahu-mambahu mewujudkan keadilan dan kesejahteraan itu.

Sebuah rangkaian frase mimpi yang tampak begitu jauh untuk bisa diraih. Dengan kondisi perpolitikan dan moral politikus oportunis sekarang, bahkan impian tersebut tampaknya mustahil untuk diraih. Sebuah angan yang utopis dan melangit.

Namun, tuhan menciptakan manusia dengan akal dan nafsu. Dengan akalnya manusia akan mampu menaklukkan dunia, dengan ambisinya, maka impian akan mampu menjadi misi selama hidup. Perlu manusia menengok pada pengalaman sejarah, seorang Columbus, Magelland, Marcopolo hanya berbekal keyakinan kuat akan dunia lain, mereka mengarungi lautan dan menemukan benua2 baru yang menjadi keyakinan mereka. Orang eropa zaman pertengahan menganggap hanya angan untuk dapat memiliki kehidupan yang bebas dari cengkeraman dominasi gereja dalam kehidupan mereka, namun akhirnya mereka mampu bangkit dengan merai tiga revolusi sekaligus, yaitu revolusi Intelektual, revolusi Industri, dan Revolusi Perancis (kemenangan pemerintahan rakyat/demokrasi).

Marx pada awalnya hanya berfikir tentang dunia yang tanpa kelas dan tanpa penindasan, sebuah angan yang tidak mungkin terjadi dalam kurun feodalisme dan geliat revolusi industri. Namun lewat keyakinan dan perjuangannya lahirlah pergerakan buruh dan kebangkitan sosialis dunia. Dan orang arab jaman Jahiliyah pasti tak pernah berfikir dari negerinya akan muncul sebuah peradaban agung dunia, namun Muhammad dan para sahabatnya membuktikan kebenaran yang mereka yakini dengan mewujudkan peradaban Islam dan Kehilafahan Islam yang pernah memakmurkan hampir dua pertiga dunia.

Selalu akan tetap berlaku bahwa ide cemerlang plus perjuangan yang tepat plus keyakinan kuat akan berbuah kemenangan dan kemuliaan. Idealitas pemikiran harus tetap dijaga supaya terjadi kebangkitan. Pemikiran-pemikiran idealis yang selalu diringrong oleh kepentingan pragmatis dan figur oportunis akan tetap bertahan dan memunculkan mimpi bagi manusia yang meyakininya. Ketika pemikiran idealis telah menyatu dengan manusia yang meyakini kebenarannya dan kemudian memperjuangkannya dengan tepat dan tanpa putus asa, maka mimpi itu hanya tinggal permasalahan waktu untuk dapat terwujud. Pemikiran yang di benarkan dan diyakini seseorang, kemudian disampaikannya kepada orang lain dan orang tersebut akhirnya membenarkan dan meyakininya, begitu seterusnya, maka suatu saat pemikiran tersebut akan menjadi harapan dan keyakinan masyarakat. Maka perubahan hanya akan terhalang oleh pihak-pihak lain yang menentang dan terganggu eksistensinya. Kabangkitan ideal adalah proses rasional yang akan mampu diraih manusia.

Dari argumen tersebut, maka adalah rasional jika ada orang berangan tentang kehidupan ideal yang digambarkan diawal. Tinggal permasalahan waktu kehidupan tersebut akan mampu diraih melalui sebuah perubahan besar. Revolusi yang akan menyelamatkan umat manusia dari penghancuran peradaban kapitalis. Namun revolusi itu perlu untuk diyakini dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Perjuangan yang paripurna dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Perubahan besar yang tentunya membutuhkan pengorbanan yang besar pula. Karena hasil akhirnya adalah kemuliaan ras manusia tanpa penindasan dan keserakahan. Pantaslah revolusi terakhir ini menjadi harapan sekaligus bagian perjalanan hidup kita.

1 Komentar

Filed under Concern

1 responses to “Harapan Revolusi Terakhir

  1. FirmanSyah

    HTI bicara tentang khilafah mungkin juga akan menjadi mimpi dan angan kawan.GMNI akan tetap berjuang guna mempertahankan nasionalisme dan demokrasi.

Tinggalkan Balasan ke FirmanSyah Batalkan balasan