Mahasiswa Kehilangan Arah Perjuangan?

Oleh ARI  AHMAD  AFANDI

Mahasiswa senantiasa menjadi motor penggerak perubahan. Keinginan yang kuat dalam menyongsong masa depan dan keterbukaannya melihat  beragam sisi kehidupan, mendorong mahasiswa bangkit dari tiap keter-purukan. Kecekatan bekerja dan kekritisan berfikir yang disertai rasa tanggung jawab, menjadi penyejuk bagi zaman yang kian “edan”.
Tak berlebihan jika istilah “pemuda adalah tulang punggung bangsa” selalu jadi pedoman. Dengan kombinasi luar biasa yang dimi-likinya, mahasiswa mampu tampil di depan memegang kendali sebuah peradaban.

Menilik sejarah Indonesia awal kemerdekaan, menjadi bukti nyata peran sentral pergerakan mahasiswa. Sebut saja zaman proklamasi kemerdekaan. Atas inisiatif kuat mahasiswalah akhirnya proklamasi itu berhasil dikumandangkan dan menjadi momentum baru arah perjuangan bangsa Indonesia. Begitu pula dengan reformasi 9 tahun silam. Andil mahasiswa begitu besar dalam mencetuskan angin perubahan dan kemudian menenggelamkan rezim totaliter .
Namun kini ironi seringkali kita jumpai. Tak jarang mahasiswa seakan lupa akan tanggungjawabnya sebagai tumpuan harapan. Sebagian maha-siswa memandang remeh pentingnya pergerakan. Belajar menjadi-jadi satu-satunya pilihan.Padahal keada-an negeri ini yang menegenaskan menuntut peran mahasiswa.

Pengetahuan memang akan memberi kemanfaatan bagi banyak orang. Tapi kadang-kadang ke-nyataan yang terjadi tak seideal yang diinginkan. Seringkali aktivis mahasiswa yang menjadi penggerak perubahan justru puas berlabuh di perusahaan multinasional. Belajar hanya bercita-cita untuk menjadi seorang professional agar gampang mendapat pekerjaan. Mereka yang diharapkan mam-pu menjadi pelo-por penggerak ke-majuan baik bidang ekonomi, politik, sosial budaya maupun tek-nologi hanya bisa memi-kirkan diri-nya sendiri. Sebuah para-digma yang sangat keliru ketika ada yang menga-takan bahwa perma-salahan bangsa ini adalah tang-gungjawab pemerintah atau orang-orang yang duduk di lembaga saja. Memang benar kebijakan publik ada di tangan mereka. Namun proses lahir-nya kebijakan itu menuntut peran aktif mahasiswa. Demikian pula halnya dalam proses pe-laksanaan ke-bijakan itu nanti, mahasiswa harus memiliki sikap kritis menjadi pengontrol agar kebijakan yang dilaksanakan seiring dengan haluan yang ditetapkan.

Bagaimana dengan sebagian mahasiswa yang lain? Pergerakan memang akan tetap dan selalu ada. Namun tampaknya dalam kubu ini pun perpecahan tetap belum bisa terelakkan. Fanatisme kepentingan kelompok pergerakan sering-kali menjadi prioritas dan ken-dali utama arah pergerakan mahasiswa. Ke-pentingan-kepen-tingan kelompok ini akhirnya menjadi sekat yang menga-burkan arti pentingnya sebuah kesatuan. Tak jarang kita dapati antar organisasi per-gerakan yang saling bersaing dan mele-cehkan dalam upaya meninggikan nama serta memperebut-kan kader-kader militannya. Inde-pendensi perge-rakan seolah menjadi hal yang langka. Padahal hal itu merupakan nyawa dari perge-rakan mahasiswa itu sendiri.
Namun demikian, mereka yang senantiasa berada dalam jalur netral serta terus memikirkan rakyat, berjuang menjalin persatuan, menegakkan keadilan, serta tetap menjadi garda terdepan ini tak bisa begitu saja diabaikan. Akan selalu ada mereka yang meneriakkan dan menjalin persatuan.

Kini bukanlah saatnya lagi mahasiswa mementingkan dan memikirkan dirinya sendiri. Zaman menghadapkan kita pada beragam persoalan yang kian kompleks. Bangsa ini tak membutuhkan manusia yang bermental pekerja. Bangsa ini tak memerlukan manusia-manusia robot yang hanya tunduk perintah sang bos tanpa memiliki kreativitas mengem-bangkan diri dalam membangun masyarakatnya. Bangsa ini mem-butuhkan pemikir dan pemimpin yang peduli dan memiliki integritas. Sudah seharusnya mahasiswa memiliki pemahaman persoalan bangsa dan memiliki kadar intelektual yang bisa diandalkan. Saatnya mahasiswa maju, singsingkan lengan baju. Hilangkan fanatisme kepentingan kelompok maupun individu. Mahasiswa mesti mengedepankan persatuan demi sebuah perubahan. Kalau bukan kepada mahasiswa, kepada  siapa lagi rakyat berharap?

ARI AHMAD AFANDI
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Aktivis Pergerakan Mahasiswa

16 Komentar

Filed under Perspective

16 responses to “Mahasiswa Kehilangan Arah Perjuangan?

  1. idealis mahasiswanya kental banget…
    tapi pengetahuan juga penting lho…
    pergerakan juga harus berstrategi…

  2. beny suryadiningrat

    sebagai komunitas intelektual mahasiswa sudah kehilangan dasar dari visi keintelektualannya (membaca baik verbal maupun non verbal,menulis, berdiskusi dan mengabdi dengan masyarakat) sudah semakin hilang, karena globalisasi dan pengaruh pemikiran yang pragmatis serta politik praktis.belum lagi dengan pengkhianatan intelektual yang sering dikumandangkan oleh bang amien rais, kemudian ditambah lagi dengan kondisi kampus yang semakin hari sudah tidak bersahabat lagi dengan mahasiswa karena kebijakan- kebijakan yang mengharuskan mahasiswa tidak terlalu matang dalam berproses didalam pergerakannya.mahasiswa sekarang sudah tidak lagi menjadi inovator dan pelopor bagi masyarakat, namun mahasiswa lebih banyak pada terkesima dengan hal- hal yang instan apalagi dalam hal gaya hidup.artinya saya lebih menekankan pada masyarakat bahwa mahasiswa tidak lagi seperti yang dulu dengan semangat “moral forcenya”, mahasiswa mesti dirangsang kembali pada ideologinya, artinya gerakan dalam perangsangan mahasiswa untuk kembali berproses dikampus mesti memiliki pola gerakan yang baru. “intelektual organik” perlu kiranya diterapkan kembali bagi keintelektualan gerakan mahasiswa, sehingga mahasiswa bisa siap dengan peradaban yang sekarang.

  3. aisyah

    mahasiswa, ideologi pergerakan?bagi saya mahasiswa ga cuma dituntut aksi dijalan,tapi juga memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan. mungkin saja-dan memang mungkin- kita2 yang akan memegang kendali kebijakan itu, kebijakan yang cerdas dan bisa menjadi solusi hanya dapat lahir dari insan2 yang inteletulitasnya baik dan juga pemahaman “lapangan” yang baik..karna kita akan memasuki dunia pasca kampus yang menuntut anda dan saya menjadi “pekerja” yang profesional.

  4. Nocturno

    Idealisme Mahasiswa terkadang seperti Politik Kemunafikan……bagaimana tidak mahasiswa teriak anti Korupsi, anti ketidak adilan, tapi justru ketika mereka meninggalkan kampus, mereka malah menjual Idealisme itu demi SESUAP NASI dan JAS SAFARI !!!!

    Lebih baik belajar dengan baik dengan tujuan bermanfaat bagi masyarakat, tanpa mengabaikan tanggung jawab sosial….
    dari pada Berteriak atas nama RAKYAT tetapi kemudian menggonggong dan menggigit Rakyat setelah BERJAS SAFARI

  5. Angga Hastrada

    Pergerakan mahasiswa sekarang telah banyak melenceng dari tujuan utama dari pergerakan itu sendiri…..
    mahasiswa sekarang hanya bisa berkata tapi tidak pernah bisa untuk mewujudkan apa yang mereka katakan……..istilah dek “urang minang gadang koar….” atau dalam pribahasa tong kosong nyaring bunyinya…..
    salah satu penyebab kemerosotan itu antara lain terkekangnya aspirasi rekan2 mahasiswa oleh kebijakan2 yang dibuat oleh PTN maupun PTS tempat mereka menimba ilmu serta doktrin2 yang tidak bersifat membangun terhadap diri mereka…
    pun kita sebagai organisator harus juga prihatin dengan kemerosotan tersebut…….apakah fenomena saat ini harus kita biarkan saja entah sampai kapan atau dicari solusinya…….!!!!!
    hidup mahasiswa….!!!!

  6. acuy polban

    salam mahasiswa,
    salam kenal,
    betul mahasiswa harus segera turun dari pertapaanya, kondisi saat ini menuntut untuk kembali,
    dengan berbekal strategi dan lancarkan aksi yang sistematis..

  7. bumiridho

    Kalo kata awa, yang penting mahasiswa tuh konkret, cem betul aja cuman omong-omong doang.

    Lagian pola pergerakan sekarang udah mulai berubah, lebi kalem dan ngarah ke keprofesian.

  8. begitu derasnya arus kapitalisme…!
    dan begitu hebatnya budaya hedonisme….
    adalah salah satu faktor kenapa para aktifis pergerakan mahasiswa sudah tidak konsen lagi. mentalitas yang sudah dijajah? (maaf jika terlalu subjektif ….)

  9. hidup rakyat…!
    semua orang suka akan perubahan,
    tetapi mereka takut akan perubahan
    negara indonesia adalah negara yang gagal(hilten) tetapi dinegara yang hancur2an inilah lahir pejuang2 sejati yang menentang segala bentuk represi(penjajahan),kebijakan2 yang tidak prorakyat dan KKN. Arah pergerakan mahasiswa hari ini telah melenceng, kerna mereka2 itu tidak ihklas, mengharapkan imbalan/keuntungan pribadi, juniornya yang ingin menantang sagala bentuk represi diintimidasi, petiggi kampus tidur dengan rektorat.
    mereka berlomba2 untuk membuat himpunan, UKM untuk
    mendapatkan uang uang tambahan tapi mereka2 itu tidak akan kaya dengan uang haram itu, mereka2 itu terus menjalankan program sementara issue dan masalah kampus dan bangsanya dilupakan dengan bangga, karena mereka2 itu mendapat suport dari rektorat, sementara teman yang melakukan perubahan dan menentang segala bentuk represi dan kkn justru dianggap sebagai sparatis , mereka diabsensi temen2 diusir , temen2 salalu dianggap pembrontak yang benar dianggap salah dan sebaliknya, temen2 makan tanpa lauk , tidur dengan alas yang sudah usang tetapi bukan berarti temen2 harus menjual idealismen temen2.
    HILANGKAN SIKAP APATIS TEMAN2 DAN LIHAT, MASIH BANYAK RAKYAT YANG LAPAR HARI INI…!
    MASIH BANYAK PELANGGARAN HAM YANG BELUM DIUSUT TUNTAS HARI INI…!
    MAKIN BERJAYA SANG KORUPTOR2 HARI INI…!
    MASIH BANYAK HAK-HAK RAKYAT YANG BELUM DIPENUHI HARI INI ..!
    BANGUN TEMAN2 HANCURKAN ISTANA YANG DIHUNI OLEH KAUM2 MUNAFIK HARI INI.
    HIDUP RAKYAT………!

  10. HiDup Mahasiswa!!!
    yaA..memang benar sekarang pergerakan mahasiswa sudah melenceng dari tujuan awalnya,,hal ini menurut saya adanya pengkotak2an mahasiswa, yang selalu mementingkan golongan masing2 untuk saling berkuasa..pesan untuk para teman2 mahasiswa, ingatlah selalu Tugas pengabdian qta pada masyarakat!, Mahasiswa + Pengabdian + Pengorbanan + Niat tulus ikhlas = Kemajuan INDONESIA

  11. apenk

    sepertinya pergerakan yang didasari ideologi itu perlu tapi ilmu yang didapat di bangku kuliah sangatlah penting…..
    beruntung kalian2 yang masih bisa merasakan bangku kuliah, masih banyak anak bangsa dinegeri ini yang belum beruntung untuk menikmati bangku “kuliah”.
    ya semoga kalian tetap pada pergerakan/perubahan yang selalu bisa memihak kepada rakyat……..

  12. Dede

    Hidup Mahasiswa!

    Lawan tirani dan pemberangusan pergerakan mahasiswa.
    Mahasiswa adalah kaum independen, jangan mau disetir, jangan mau didikte.

  13. mahasiswa memiliki idealisme. akankah ideologi yang di bangun hancur hanya karena keegoisan kita. harapan berada di pundak kita. haruskah harapan rakyat indonesia pupus ? sal domiroka ya ikhwani

  14. kuman

    pergerkan sekarang serem…
    abis abnyak jokinya…!
    meningan jadi mahasiswa apatis aja ah…
    dari pada jadi tunggangan para politilus got…

  15. khamim affan

    buat apa punya ribuan mahasiswa tapi rakyatnya dibiarkan bodoh…mungkin itu ungkapan yang paling cocok untuk mahasiswa saat ini, kita mengkaji apa yang telah menjadi sejarah kemerdekaan indonesia, mahasiswa saat ini justeru sebaliknya..menjadi kaum yang oportunis, pragmatis dan sudah tidak lagi idealis bahkan tidak ideologis, oleh karena itu kita harus tau dan sadar akan peran dan posisi mahasiswa khususnya melawan gempuran-gempuran kapitalisme yang sampai saat ini semakin kuat. ironis ketika mahasiswa hanya kuliah, pacaran, pulang…
    kita harus mampu mengikis watak-watak yang menjadi mitos pada mahasiswa yaitu : oportuni, apolitis, individualis, borjuis..

  16. HIDUP MAHASISWA!!!!

    pergerakan ini sekarang hanyalah sebuah topeng oknum-oknum yang ingin menyusupi politik etis dengan kepentinga politik praktis.Mahasiswa hanyalah korban dari oknum-oknum tersebut agar pergerakan ini tidak akan pernah terjadi.Kita harus sadari kondisi ini.bahwasanya cita-cita yang mulia untuk melakukan sebuah perubahan yang memihak kepada rakyat ini justru digagalkan oleh pengotakan-pengotakan yang secara tidak langsung telah dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri.Peran Fungsi Mahasiswa,sekarang hanyalah sebuah cerita lama yang mungkin akan segera hilang esensinya dalam proses kaderisasi.Musuh terbesar mahasiswa sekarang adalah egoisme,dan kesombongan.Idealisme,independensi murni,serta niat ikhlas adalah 3 poin utama dalam mengawal itu semua.Dan ini yang harus kita perjuangkan bersama.Dan yang paling penting adalah,hendaknya pruralitas ini akan menjadi sebuah warna tersendiri bagi arah dan langkah perjuangan mahasiswa,karena ketika ini ada,maka provokasi-proivokasi yang berusaha merusak ini semua tidak akan berpengaruh,baik terhadap arah,gerakan,dan opini terkait pergerakan mahsiswa.Semua akan menjadi sebuah sinergisitas yang kokoh yang mampu membuat rakyat tersenyum akan niat tulus perjuangan kita..
    RAPATKAN BARISAN!!!
    TEGAKKAN KEPALA DENGAN SEMANGAT DAN IDEALISME MAHASISWA!!!
    HANCURKAN BELENGGU KAPITALISME!!!
    HARGAI PERBEDAAN DAN BANGSA INI KEMBALI TERTAWA!!!

    HIDUP MAHASISWA,,HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!

Tinggalkan Balasan ke BidAL UB Batalkan balasan